Thursday, November 3, 2011

Kasih Ibu Tiada Tara

Share on :

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan
anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering
meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk yaitu
suka mencuri, berjudi, mabuk, & melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya. Ia selalu
berdoa memohon , ” Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini,supaya tidak berbuat
dosa lagi. Aku sudah tua & ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati.” Tetapi, si
anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya.

Suatu hari,dia dibawa kehadapan raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat
mencuri & melakukan kekerasan di rumah penduduk desa. Perbuatan jahat yang
telah dilakukan berkali-kali, membawanya dijatuhi hukuman pancung. Diumumkan
keseluruh desa, hukuman akan dilakukan didepan rakyat desa keesokan
harinya, tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul 6 pagi.
Berat hukuman itu membuat si ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus
dikumandangkannya sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk
memohon anaknya jangan dihukum mati. Tapi keputusan tidak bisa dirubah ! Dgn hati hancur,Ibu tua kembali ke rumah.

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul dilapangan
pancung.Sang algojo tampak bersiap & sianak pun pasrah menyesali nasib &
menangis saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua.
Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba.Namun setelah lewat 5 menit dari pukul
06.00, lonceng belum berdentang .Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng pun
kebingungan karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak
ada. Saat mereka semua sedang bingung, tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalir
darah. Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi ?

Ternyata didalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumur darah. Dia
memeluk bandul dan menggantikannya dengan kepalanya membentur kedinding lonceng.
Si ibu mengorbankan diri untuk anaknya .Malam harinya dia bersusah payah
memanjat dan mengikatkan dirinya ke bandul didalam lonceng, agar lonceng tida k
pernah berdentang demi menghindari hukuman pancung anaknya.
Semua orang yg menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air
mata. Sementara si anak meraung-raung menyaksikan tubuh ibunya bersimbah
darah.
PENYESALAN SELALU DATANG TERLAMBAT !!!

Sumber :  http://www.facebook.com/note.php?note_id=379648802796

0 komentar:

Post a Comment